“Manusia Kembar Penciptaan: Sama dalam Fitrah, Berbeda dalam Perlakuan”

Bagikan Keteman :


Dalam hiruk-pikuk kehidupan ini, kita melihat betapa beragamnya manusia—ada yang jenius, ada yang sederhana; ada yang berhati lembut, ada pula yang keras dan membatu; ada yang tubuhnya sehat, ada pula yang rapuh. Perbedaan ini kerap membuat kita lupa pada satu kenyataan mendasar: bahwa semua manusia diciptakan dengan prinsip penciptaan yang sama.

Ya, dalam pandangan tauhid dan fitrah, seluruh manusia adalah ‘kembar’ dalam penciptaan.


1. Diciptakan dengan Sistem dan Potensi yang Sama

Saat Allah menciptakan manusia, Dia memberi setiap jiwa seperangkat instrumen dasar yang seragam:

  • Akal untuk berpikir (logika),
  • Hati untuk merasa dan memahami,
  • Perasaan untuk merespons dunia,
  • Jasad untuk bergerak dan bertindak.

Semua manusia, tanpa terkecuali, lahir dengan potensi-potensi ini. Tidak ada manusia yang diciptakan lebih tinggi secara kodrat dibanding yang lain. Yang membedakan hanyalah bentuk luarnya—kulit, bahasa, kebudayaan—yang semuanya bukan substansi penciptaan, melainkan bagian dari keberagaman kehidupan.


2. Perbedaan Terjadi Karena Perlakuan

Jika semua manusia lahir dalam keadaan ‘kembar penciptaan’, lalu mengapa kita menjadi berbeda?

Jawabannya terletak pada perlakuan.

  • Perlakuan dari lingkungan: Seorang anak yang tumbuh dengan kasih sayang akan membentuk hati yang hangat. Sebaliknya, anak yang tumbuh dalam kekerasan, akan mungkin menjadi pribadi yang keras pula.
  • Perlakuan terhadap diri sendiri: Seseorang yang merawat akalnya dengan ilmu akan tumbuh menjadi pemikir. Sebaliknya, mereka yang membiarkan akalnya tertidur, akan terjebak dalam kebodohan.
  • Perlakuan terhadap jasad: Orang yang menjaga tubuhnya dengan disiplin, akan sehat dan kuat. Yang lalai, akan merasakan dampaknya.

Kita semua menerima ‘alat’ yang sama, tetapi kita menggunakannya dengan cara yang berbeda. Seperti dua petani yang diberi lahan subur yang sama—hasil akhirnya bergantung pada bagaimana mereka mengolahnya.


3. Fitrah: Kembar dalam Kebenaran

Islam mengajarkan bahwa semua manusia lahir dalam keadaan fitrah, yakni kecenderungan alami menuju kebenaran dan keilahian. Rasulullah bersabda:

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Hadis ini menguatkan bahwa penciptaan manusia itu adil dan seimbang. Yang membuat seseorang menyimpang bukan karena ia diciptakan buruk, tapi karena perlakuan dan pengaruh hidup yang ia alami.


4. Pesan Etika: Jangan Merasa Lebih Tinggi

Kesadaran bahwa semua manusia diciptakan dengan potensi yang sama membawa kita pada dua sikap penting:

  • Rendah hati: Sebab kelebihan yang kita miliki bukan karena kita diciptakan lebih, tapi karena kita mungkin menerima perlakuan yang lebih baik, atau membuat pilihan yang lebih bijak.
  • Tidak menghakimi: Sebab seseorang yang tampak ‘kurang’ hari ini, bukan berarti ia diciptakan lemah, melainkan bisa jadi mengalami perlakuan hidup yang tidak sebaik kita.

Kita tidak lebih unggul karena penciptaan, tapi karena bagaimana kita memperlakukan apa yang diciptakan dalam diri kita.


Penutup: Kembali ke Kesadaran Tauhid

Memahami bahwa semua manusia adalah “kembar penciptaan” mengembalikan kita pada kesadaran tauhid: bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta, dan semua makhluk-Nya diciptakan dalam keadilan dan keseimbangan.

Yang membedakan kita di hadapan Allah bukan rupa, suku, atau bakat, melainkan:

“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.”
(QS. Al-Hujurat: 13)

Kita lahir sama, namun akan dinilai berdasarkan bagaimana kita memperlakukan anugerah itu. Maka, jagalah logikamu, hatimu, pikiranmu, perasaanmu, dan jasadmu—karena itulah ladang ujian dari Tuhan yang menciptakanmu.


By: Andik Irawan

Related posts

Leave a Comment